Menjadikan Hal Positif pada Anak yang Suka Main Game

hal positif anak main game

Di zaman sekarang sepertinya sudah menjadi hal umum bahwa anak suka bermain game, hal tersebut sering menjadi keresahan orang tua saat melihat anak mereka menghabiskan waktu dengan gadget untuk main game.

Saya cukup pengalaman karena saya sendiri seorang gamer sejak kecil hingga sekarang, dan di lingkungan teman-teman juga hampir semua bermain game, bahkan hingga dewasa, menikah dan punya anak sekalipun.

Apakah bermain game itu buruk? tentu tidak

Perbedaan orang dewasa dan anak-anak saat main game adalah kemampuan mengatur emosi dan mengatur waktu

Dampak buruk yang terjadi biasanya game seringkali membuat emosi ketika kalah pertandingan atau pertandingan tidak sesuai harapan. Juga membuat si anak jadi lupa waktu karena keasikan saat bermain gadget.


Nilai positif bermain game

Melatih respon otak dan berfikir strategi, pada game punya tingkatan kesulitan dalam memainkan. Harus punya respon yang tinggi ketika berada dalam pertandingan.

Contoh Mobile Legend atau Free Fire harus punya kepekaan ketika bermain, kecepatan respon otak dan tangan.

Menurut saya game bisa melatih otak anak menjadi lebih cepat berfikir, memahami suatu keadaan. Karena pada umumnya game harus fokus dan berfikir.


Melatih mengendalikan emosi
, seorang anak tidak akan paham bahwa emosional dalam bermain justru akan menyebabkan kekalahan.

Pemenang biasanya selain ahli dalam merespon setiap gerakan karakter, juga tenang dalam menjaga emosi.

Anak yang tidak mampu menjaga emosi di dalam game cenderung akan sering kalah, marah dan akhirnya bosan.

Latihan mengendalikan emosi adalah hal terbaik untuk aspek kehidupan, semakin orang pandai mengendalikan emosi semakin mudah dan tenang dalam berbagai keadaan.


Latihan menerima kekalahan
, dalam game tidak selamanya menang, tidak selamanya sesuai harapan, adakalanya menang adakalanya kalah.

Begitu juga kehidupan ini pasti ada kegagalan atau kekalahan, gagal diterima di Universitas idaman, gagal melamar kerja atau gagal dalam cinta.

Manusia yang sudah biasa dengan kegagalan dan tetap mencoba untuk menang adalah orang yang jarang dengan depresi.


Pantang menyerah
, jika seorang gamer marah karena kalah dalam game lalu berhenti, tentu dia akan berhenti bermain game.

Dalam game sudah biasa kalah dan harus tetap bermain lagi jika ingin menang dan menaikkan ranking karakter. Di sinilah dilatih mental pantang menyerah untuk menang.


Menjadi pro gamer,
anda orang tua harus benar-benar sadar dan membuka mata bahwa sekarang adalah era e-sport, banyak yang sukses menghasilkan uang dari dunia game.

Jika jaman dulu banyak orang tua mendukung anaknya menjadi pemain sepak bola, pemain bulu tangkis, voli, dan olahraga fisik yang lain, sekarang ada era modern yang di sebut e-sport.

Bis saja si anak menjadi jago bermain dan ikut turnamen e-sport.


Cara orang tua menjadikan nilai positif pada anak yang suka main game

Mengatur waktu dengan cara memberikan waktu khusus pada anak untuk bermain, seperti misal pada sore hari atau malam hari 3-4 jam sehari. Boleh bermain lebih banyak jika hari libur, atau tugas-tugas sekolah sudah selesai dikerjakan.

Anak memang harus diatur, dihentikan jika melewati batas waktu dengan memberi alasan yang jelas. 

Memilih jenis game e-sport, karena punya kualitas lebih baik, legal tidak mengandung unsur yang merusak akal pikiran. 

Bahkan jenis game e-sport sejajar dengan pertandingan olahraga. Bedanya jika olahraga menggunakan fisik, e-sport lebih menggunakan otak.

Menekankan mengutamakan kewajiban sebelum main game. Kewajiban seorang anak adalah belajar, baik belajar ilmu akademis di sekolah dan juga pelajaran agama.

Si anak harus belajar terlebih dahulu pelajaran sekolah dan agama, misalnya belajar membaca Al Qur'an baru jika semua sudah dilaksanakan baru diperbolehkan bermain game.

Didukung dengan diberi penghargaan. Orang tua bisa banget ikut memantau apa yang dimainkan si anak, jika skor permainan bagus anak bisa diberi hadiah. Mungkin sekedar uang jajan atau sejenisnya.

Jika dilihat anak jago,  bisa di support dengan membelikan gadget yang mendukung. Dengan begini anak akan paham bahwa orang tua di dukung jika dalam keseharian kewajibannya sudah dilaksanakan.

Tegur jika si anak emosionalJika anak sering emosi saat bermain, tegur atau bahkan jangan di izinkan bermain untuk 1-2 hari agar dia belajar mengendalikan emosi.

Selain di tegur beritahu bahwa emosional itu tidak baik justru akan menjadi susah berfikir saat pertandingan di dalam game.

Mungkin anak akan ngambek, tapi dia juga akan berfikir karena sebenarnya orang tua mengizinkan, tidak boleh main karena kesalahan dia saat emosi.

Tetap bisa menjadwalkan olahraga fisikJangan sampai anak tidak pernah gerak, apalagi di masa pertumbuhan. Sudah seharusnya setiap hari gerak.

Sebagai orang tua yang harus mengajak olahraga bersama, misalnya bermain bulu tangkis di depan rumah, renang, atau joging.

Sesekali ajak liburan dan lupakan gadget, anak ajak jalan-jalan ke pantai atau ke pegunungan tempat wisata bersama keluarga. 

Aldofla

Seorang manusia yang ingin bermanfaat bagi manusia lainnya. Berbagi artikel yang baik dan bermanfaat

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Aplikasi Kasir Jowara